Selasa, 24 September 2013

Cara Membuat Blog Terbaru 2013 | Cara Bikin Blogger


Cara membuat blog terbaru 2013, walau aku terhitung blogger baru alias newbie tapi ku coba membuat postingan cara membuat blog yang diharapkan bisa menjadi referensi buatku sendiri ketika ada kawan yang bertanya "bagaimana cara buat blog ?"

Kenapa jadi ingin membuat blog, apa keuntungannya ?
Keuntungan ngeblog itu banyak banget bisa menjadi sarana silaturahmi, cari informasi, belajar bahkan jadi sebuah hobby yang menghasilkan, cerita penghasilan dari ngeblog bisa dilihat di Penghasilan Ngeblog .

Berikut ini kumpulan cara membuat blog Gratis . Cocok untuk pemula sepertiku yang masih menggunakan serba gratis di blognya. Bila sudah lumayan expert nanti bisa saja beralih ke CMS lain yang dinilai lebih pro, tapi menurutku sama saja kok cara bikin bloggratis maupun berbayar. 

Pada awalnya di postingan ini hanya ada cara buat blog  di Blogger.com (blogspot) cara membuat blog di cms lain seperti blogdetik,wordpress.com, dag dig dug, kompaisana dan lain-lain menyusul postingannya pada lain waktu. 

Bukan hanya cara membuat blogger standard yang akan kupaparkan di sini tapi juga ada sedikit tips gaptek dariku  seputar blogspot yang  bisa membuat blog yang dibuat sudah siap tempur di dunia blog Indonesia. Posting ini akan ku edit secara berkala.

Cara Membuat Blog di Blogspot (Blogger.com) GRATIS

Blogger.com platform blog yang jadi salah satu blog pilihan blogger Indonesia terutama buat yang baru belajar sepertiku. Walau sebagian blogger pro mencibir blogspot dan selalu membanding bandingkan dengan Wordpress.org blogspot selalu yang utama dihatiku karena dia gratis dan sudah support beragam script dan bisa memasang iklan.

Langsung saja ini langkah demi langkah cara membuat blogger di Blogspot terbaru :

1. Membuat Email di Gmail.com

Blogger.com sudah di akusisi oleh Google jadi langkah pertama dalam membuat blog di blogspot ialah kita wajib untuk memiliki akun GMAIL sebagai  email yang digunakan untu daftar di blogger.com. Walaupun sebenarnya bisa menggunakan email lain tapi percaya deh mending make GMAIL dari awal.

Cara Membuat Email di Gmail
Daftar GMAIL gratis buka www.accounts.google.com lalu klik di pojok kanan atas Create An Account atau Buat Akun bottom yang berwarna merah
membuat akun di Gmail.com

Tinggal isi data data di akun gmail yang akan dibuat seperti nama, tempat tanggal lahir , password dan lain-lain.
Biasanya dalam membuat email di GMAIL kita perlu verifikasi lewat nomor handphone jadi usahakan masukan nomor handphone yang bisa dikirimin sms dari Google untuk verifikasi.
Setelah email di Gmail dibuat baru kita bisa melanjutkan ke step 2 membuat blog.

2. Daftar di Blogger.com
Setelah membuat email di GMAIL sekarang saatnya daftar di www.Blogger.com    
buka www.blogger.com lalu masukkan pasword anda di sandi email

Klik bottom yag dilingkarin Lanjut Keblogger seperti pada gambar dibawah ini


Klik Buat Blog/Create Blog 
1. Klik blog baru
2. Isi judul blog anda
3. isikan alam/domain blog anda
4. pilih themes/tema blog yang anda sukai
5. Klik Buat Blog

Pilih Judul dan Alamat blog.

Judul digunakan sebagai penama blog, misal untuk blog ini dulu kuberi judul Blognya Ayead Tergaptek Alamat merupakan url alamat blog yang diinginkan misal alamat rhiinie.blogspot.com
Saran Bang Bolon : dalam memilih judul dan nama blog jangan pilih yang aneh atau susah dieja maupun menggunakan simbol yang aneh-aneh. Pilih yang mudah diingat orang lain dan tidak membingungkan.

Memilih Template Blog
Ada berbagai template bawaan dari blogger yang tersedia sobat bisa memilih terserah sesuai dengan yang disuka lalu klik 'Buat Blog'


Saran Bang Bolon
 : Dalam memilih template blog awal, aku lebih suka dengan template 'AWESOME' karena lebih terlihat simpel tanpa banyak background gambar. Template yang namanya 'Simple' justru sebenarnya tidak simpel seperti namanya karena menggunakan background dalam bentuk gambar sehingga berat untuk dibuka.

4. Blog Sudah Jadi
Selamat ! sampai disini blog sudah berhasil dibuat, namun masih kosong. Setelah ini akan ada beberapa hal yang perlu di setting sebelum melakukan posting.
 
 
http://b-bolon.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-blog-terbaru-2013-cara.html

Filsafat Farmasi

FILSAFAT FARMASI

SEJARAH DAN FILSAFAT FARMASI
Berbagai konsep dasar dan teori dalam ilmu fisiologi, patologi, farmakologi, farmakognosi, fitokimia, kimia analisis, kimia sintesis, kimia medisinal, farmasetika/formulasi obat dapat ditemukan pada tiap jaman dalam sejarah perkembangan kefarmasian. Mitologi, konsep dan praktek pengobatan, praktisi/profesi pengobatan, bentuk sediaan obat serta bahan obat di berbagai jaman atau di suatu kebudayaan tertentu ternyata tidak hanya mendasari dan mempengaruhi perkembangan ilmu kefarmasian dan ilmu kedokteran saat ini; namun juga mendasari dan mempengaruhi perkembangan ilmu pengobatan tradisional di suatu suku bangsa tertentu, bahkan beberapa konsep dasar masih dipakai dalam sistem pengobatan tersebut.

Pada pokok bahasan kali ini akan dijelaskan berbagai pemikiran filosofis, berbagai aspek dan perkembangan ilmu kefarmasian berdasarkan urutan sejarah yang dimulai dari jaman pra sejarah, jaman Babylonia-Assyria, jaman Mesir kuno, jaman Yunani kuno dan jaman abad pertengahan.

1 Falsafah Obat dan Pengobatan
Semenjak dunia terkembang dan dihuni oleh manusia serta makhluk hidup lainnya mungkin sudah ada penyakit dan usaha untuk mengobatinya. Keadaan “sehat” dan “sakit” adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan; ini berlaku bagi semua makhluk hidup : di dunia insani, dunia hewani maupun di dunia tumbuh-tumbuhan sekalipun1. Bagi makhluk hidup, mengobati suatu penyakit atau gangguan adakalanya merupakan salah satu usaha untuk mempertahankan eksistensinya. Di dunia tumbuh-tumbuhan dikenal suatu produk metabolisme selain produk metabolisme utama yang disebut sebagai metabolit sekunder. Beberapa contoh metabolit sekunder misalnya : alkaloida, glikosida, terpenoid, flavonoid dan lain sebagainya merupakan racun bagi makhluk lainnya2. Seekor binatang yang sehat tidak akan memakan daun oleander yang mengandung glikosida yang berbahaya bagi jantung, juga tidak akan ada yang memakan daun kecubung yang mengandung alkaloida golongan tropan yang bekerja sebagai antikolinergik/parasimpatolitik yang sangat beracun. Umumnya tumbuhan yang mengandung zat beracun tersebut tidak akan mendapat gangguan dari binatang, karena secara naluriah akan dihindarinya1.

Sekarang bagaimana dengan seekor binatang yang sakit? Secara naluriah seekor binatang yang sakit akan mencari sesuatu dari alam sekelilingnya demi untuk mempertahankan hidupnya. Cukup sering dilihat seekor anjing atau kucing mencari rerumputan atau daun-daunan tertentu; yang memiliki efek memabukkan/membunuh cacing dan sekaligus mengeluarkan/memuntahkannya dari saluran pencernaannya. Dengan demikian ia “mengobati dirinya sendiri” dengan mensuplai tubuhnya dengan bahan/zat/hara yang diperlukannya. Sebagai ilustrasi dari mempertahankan eksistensi atau keturunan ialah ayam petelur yang lepas (bukan ayam broiler) mematuk atau mencukil dinding tembok untuk mendapatkan zat kapur yang diperlukan untuk pembentukan kulit telur. Kekurangan akan zat kapur disuplainya secara naluriah1.

Bagaimana keadaannya dengan manusia?Yang membedakan manusia dengan hewan adalah “akal”. Akan tetapi, manusia purba dan manusia yang masih hidup primitif (dimana akal masih kurang berkembang) eksistensinya hidupnya juga masih banyak dipengaruhi oleh nalurinya. Bagaimana keadaannya dengan manusia primitif yang sakit atau kekurangan akan suatu zat/hara dalam sistem faalnya? Contoh berikut dapat memberikan suatu gambaran : suatu suku bangsa primitif mempunyai kebiasaan memakan tanah. Mulanya hal ini mengherankan, tetapi setelah diadakan penelitian lebih mendalam ternyata ada dua hal yang berkaitan : pertama, tanah yang dimakan banyak mengandung zat besi (Fe); kedua, diit sehari-hari suku tersebut kurang akan zat besi. Secara naluriah suku itu mencari zat besi dari tanah, sehingga mereka tidak akan menderita penyakit anemia karena kekurangan zat besi.

2 Farmasi Jaman Pra Sejarah
Diantara beberapa karakteristik yang unik dari Homo sapiens adalah kemampuannya untuk mengatasi penyakit, baik fisik maupun mental dengan menggunakan obat-obatan. Dari bukti arkeologi didapatkan bahwa pencarian terhadap obat-obatan setua pencarian manusia terhadap peralatan lain. Seperti halnya bebatuan yang digunakan untuk pisau dan kapak, obat-obatan pun jarang sekali tersedia dalam bentuk siap pakai. Bahan-bahan obat tersebut harus dikumpulkan, diproses dan disiapkan; kemudian digabungkan menjadi satu untuk digunakan dalam pengobatan. Aktivitas ini, telah dilakukan jauh sebelum sejarah manusia dimulai dan sampai sekarang tetap menjadi fokus utama praktek kefarmasian3.

Manusia purba belajar dari insting atau naluri, dengan melakukan pengamatan terhadap hewan. Pertama kali mereka menggunakan air dingin, sehelai daun, debu, bahkan lumpur untuk pengobatan4. Naluri untuk menghilangkan rasa sakit pada luka dengan merendamnya dalam air dingin atau menempelkan daun segar pada luka tersebut atau menutupinya dengan lumpur, hanya berdasarkan kepercayaan. Manusia purba belajar dari pengalaman dan mendapatkan cara pengobatan yang satu lebih efektif dari yang lain. Dari sinilah permulaan terapi dengan obat dimulai. Mereka menularkan pengetahuan ini kepada sesamanya. Walupun metode yang mereka gunakan masih kasar, akan tetapi banyak sekali obat-obatan yang ada saat ini diperoleh dari sumbernya dengan metode sederhana dan mendasar seperti yang telah mereka lakukan.

3 Farmasi Jaman Babylonia-Assyria
Pada daerah selatan kerajaan Babylonia (sekarang Iraq), bangsa Sumeria telah mengembangkan sistem tulis-menulis sekitar tahun 3000 SM sehingga mereka telah memasuki periode sejarah. Bangsa Babylonia melakukan observasi terhadap planet-planet dan bintang-bintang yang mendasari ilmu astronomi dan astrologi saat ini. Kedudukan dan gerakan bintang-bintang diduga mempengaruhi kejadian di bumi. Kepercayaan ini kemudian diadopsi oleh ilmu kedokteran dan kefarmasian berikutnya. Bangsa Sumeria dan pewarisnya yakni bangsa Babylonia dan Assyria telah meninggalkan ribuan tablet lempung dalam puing-puing peninggalan mereka sebagai salah satu peninggalan peradaban manusia yang paling berharga. Sejarah mereka terkubur rapat-rapat dalam tablet lempung tersebut hingga berabad-abad berikutnya sekelompok sejarahwan berhasil mengungkap “bagian yang hilang” dari catatan-catatan kuno ini.

Dari penelitian terhadap catatan-catatan kuno tersebut disebutkan 3 aspek yang paling berpengaruh dalam ilmu pengobatan Babylonia-Assyria yakni : ketuhanan (divination), pengusiran roh jahat/setan (excorcism) dan penggunaan obat-obatan. Tiga aspek tersebut merupakan satu-kesatuan yang sulit untuk dipisahkan. Penyakit adalah kutukan atau hukuman Tuhan, sedangkan pengobatan adalah pembersihan/pensucian dari kedua hal tersebut. Konsep tersebut dikenal sebagai katarsis (catharsis). Konsep ini menjelaskan makna asli kata “pharmakon” (Yunani), yang merupakan asal kata pharmacy (farmasi). Konsep pharmakon dijelaskan sebagai berbagai usaha penyembuhan atau pensucian dengan cara mengeluarkan atau membersihkan. Yang menarik, di dalam farmakologi (ilmu tentang obat dan mekanisme kerjanya) dikenal obat katartik atau pencahar, yakni obat yang bekerja meningkatkan motilitas kolon (usus besar) sehingga meningkatkan pengeluaran tinja (feses).

Para pendeta di masa itu berperan sebagai rohaniwan (diviner) dan pengusir setan, yang mendukung peran mereka sebagai penyembuh/dokter. Dalam literatur lain disebutkan bahwa terdapat pemisahan profesi penyembuh di antara bangsa Babylonia, yakni penyembuh empiris dan penyembuh yang spiritualis. Penyembuh spiritualis dikenal sebagai asipu, yang menekankan pada penggunaan mantra/doa-doa bersama dengan batu-batu bertuah/jimat-jimat dalam pengobatan.

Pada salah satu tablet lempung tercatat adanya mantra/doa yang tertulis di awal dan di akhir suatu formula obat. Mantra/doa tersebut diharapkan memberi kekuatan menyembuhkan kepada obat-obatan yang telah dibuat. Fenomena ini mungkin masih sering dijumpai di berbagai pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif bangsa kita. Penyembuh empiris dikenal sebagai asu, yang menggunakan obat/ramuan tertentu dalam bentuk sediaan farmasi yang sekarang masih digunakan seperti : pil, supositoria, enema, bilasan, dan salep. Kedua penyembuh tersebut seringkali bekerjasama dalam menangani penyakit yang berat/sulit disembuhkan. Selain kedua penyembuh tersebut terdapat sekelompok orang yang juga meracik obat dan kosmetik yang disebut pasisu. Akan tetapi peranan dan kedudukan mereka dalam pengobatan belum diketahui secara pasti.

Obat-obatan
R. Campbell Thompson mendapatkan ratusan tablet lempung dari hasil penggalian perpustakaan raja Assurbanipal dari Assyria. Thompson telah berhasil mengidentifikasi 250 tanaman obat dan 120 obat-obat mineral, juga minuman beralkohol, lemak dan minyak, bagian tubuh hewan, madu, lilin, serta berbagai susu yang digunakan dalam pengobatan. Bahkan juga dikenal penggunaan kotoran (tinja) hewan atau manusia dalam salah satu metode pengobatan bangsa Babylonia-Assyria. Kotoran tersebut diharapkan dapat membuat jijik dan mengusir roh jahat yang merasuki tubuh pasien dengan segera. Tumbuhan obat yang dikenal saat itu misalnya pine turpentine, styrax, galbanum, hellebore, myrrh, asafoetida, calamus, ricinus, mentha, opium, glycyrrhyza, mandragora, cannabis, crocus serta thymus. Sebagian besar tumbuhan tersebut masih digunakan untuk pengobatan hingga saat ini.

Berbagai bentuk sediaan yang ada meliputi anggur obat, mikstura, salep, enema, tapel, plester, losio, infusa, dekok dan fumigan. Pada catatan kefarmasian yang tertua (ditulis oleh bangsa Sumeria  4000 tahun yang lalu) terdapat berbagai macam formula obat, dimana komposisinya ditulis tidak kuantitatif sebagai berikut :
“Haluskan biji carpenter, gom resin markasi dan thymi; larutkan dalam bir untuk diminum”.
Hal ini cukup mengherankan mengingat mereka adalah penemu sistem pengukuran dan penimbangan yang memberikan kontribusi berharga kepada peradaban manusia.

Jimat, mantra dan sihir menjadi bagian dari kebudayaan bangsa Mesopotamia. Seperti yang telah diuraikan, pada salah satu formula obat terdapat tulisan mantra/doa yang memberikan kekuatan menyembuhkan kepada obat yang dibuat. Bahan-bahan tertentu untuk membuat obat tersebut mungkin saja telah memiliki kekuatan menyembuhkan walaupun tanpa intervensi para pendeta melalui mantra atau doa-doa mereka yang sekarang kita kenal sebagai bahan yang aktif secara farmakologi. Namun demikian ada dua hal yang diwariskan kepada kita; yang pertama adalah pengetahuan tentang bahan-bahan tertentu yang memiliki kekuatan “supernatural” (terutama tumbuhan obat) dan yang kedua adalah konsep mempengaruhi fungsi tubuh dengan menggunakan bahan-bahan (obat) tersebut, yang sekarang dikenal sebagai farmakoterapi.


Mitologi dan Seni Pengobatan
Dewa Ea dan Gula adalah dewa-dewa bangsa Babylonia-Assyria yang paling sering disebut dalam mantra-mantra yang terdapat dalam formula-formula obat. Dewa pengobatan yakni Ninazu, adalah pelindung para penyembuh/pendeta. Sedangkan putranya yakni Ningischzida adalah nabi mereka. Suatu hal yang cukup menarik adalah simbol kedua dewa tersebut adalah tongkat dan ular, yang mengingatkan simbol ilmu kedokteran modern yang diadopsi dari bangsa Yunani ratusan tahun kemudian.

4 Farmasi Jaman Mesir Kuno
Piramida yang masih berdiri dengan kokoh hingga saat ini merupakan bukti kekuatan dan kejayaan bangsa Mesir selain pembalseman mayat-mayat (mumi), lukisan dinding dan harta benda di kompleks-kompleks pemakaman. Bangsa Mesir mencatat kejadian-kejadian pada saat itu atau ide-ide mereka (misalnya sistem pengairan dan pertanian) dengan menulisnya di papyrus atau dalam bentuk hyeroglyph mulai tahun 3000 SM, sebelum mereka mengembangkan peradaban dengan teknologi metalurgi (penempaan logam) yang maju. Mereka berdagang dan kadang berperang dengan negeri-negeri sekitarnya di sebelah timur Mediterania dan Afrika.

Seperti halnya di Babylonia, pada catatan peninggalan Mesir menunjukkan hubungan yang dekat antara penyembuhan supranatural dengan penyembuhan empiris. Resep/formula obat biasanya diawali dengan doa atau mantra tertentu. Di dalam formula-formula tersebut disebutkan obat-obat yang lebih rumit, bentuk sediaan yang lebih banyak dan teknik pembuatan yang mendetil. Mungkin yang paling terkenal dari catatan yang ada adalah Ebers Papyrus, suatu kertas bertulisan yang panjangnya 60 kaki dan lebarnya satu kaki dari abad ke-16 SM. Dokumen ini sekarang berada di University of Leipzig, untuk mengingat seorang ahli tentang Mesir, berkebangsaan Jerman, bernama Georg Ebers, yang menemukan dokumen tersebut di kuburan suatu mumi dan menerjemahkannya sebagian, selama setengah dari akhir abad ke-19.

Sebagaian besar isi Papirus Ebers adalah formula-formula obat, yang menguraikan lebih dari 800 formula. Selain itu disebutkan juga sekitar 700 obat-obatan yang berbeda. Obat-obatan tersebut terutama berasal dari tumbuhan walupun tercatat juga obat-obatan yang berasal dari mineral dan hewan. Obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sampai sekarang masih dipakai, antara lain seperti akasia, biji jarak, adas, disebut bersama-sama dengan yang berasal dari mineral, seperti besi oksida, natrium bikarbonat, natrium klorida dan sulfur. Kotoran hewan juga digunakan dalam pengobatan seperti halnya di Babylonia. Dalam literatur lain disebutkan bahwa psyllium disebutkan dalam Papirus Ebers dan dikenal sebagai laksatif dan antidiare sekitar tahun 1500 SM. Saat ini psyllium lebih dikenal dengan nama dagang Metamucil yang sering dijumpai di apotek.

Bahan pembawa sediaan (vehiculum) yang dipakai adalah bir, anggur, susu dan madu. Madu dan lilin juga sering digunakan sebagai bahan pengikat (binders) dalam formula-formula tersebut. Mortir, penggiling tangan, ayakan dan timbangan biasa digunakan oleh orang Mesir dalam membuat supositoria, obat kumur, pil, obat hisap, troikisi, lotio, salep mata, plester dan enema; seperti halnya dalam peracikan obat-obatan (teknologi farmasi) saat ini.

Berbeda dengan formula-formula bangsa Babylonia yang ditulis secara kualitatif saja, formula-formula Mesir kuno ditulis secara kuantitatif. Dikenal satuan ro (1 ro =  15 ml). Selain itu juga ditulis lama pengobatan (terapi) empat hari yang merupakan lama pengobatan yang umum di Mesir saat itu, yang mungkin lebih menekankan aspek “sihir”nya dibanding hasil observasi klinis. Di bawah ini adalah salah satu contoh formula tersebut :
Formula untuk membersihkan purulensi :
Hyoscyamus 20 ro
Dates 4 ro
Wine 5 ro
Ass’s milk 20 ro
Di rebus, dipekatkan dan diminum selama empat hari

Salinan formula-formula obat disebarluaskan dari satu penyembuh ke penyembuh lainnya, juga dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kadangkala sebagian obat diambil dari formula aslinya dan dikombinasikan begitu saja dengan obat-obat lain dari formula yang berbeda. Kemungkinan besar hal ini merupakan awal munculnya pengobatan yang disebut dengan “polifarmasi” (poli = banyak, farmasi = obat) yang kelak diketahui sebagai salah satu metode pengobatan yang tidak rasional.

Mitologi Mesir
Praktek kefarmasian telah dikenal dalam mitologi Mesir. Seperti halnya di Babylonia, bangsa Mesir juga mengenal dewa-dewa yang berpengaruh dalam pengobatan seperti Thoth, Osiris, Isis, Horus dan Imhotep. Salah satu simbol yang menghubungkan praktek kefarmasian saat ini dengan mitologi kuno adalah simbol Rx, yang dijumpai dalam penulisan resep di seluruh dunia. Sebagian besar pendapat menyatakan bahwa simbol tersebut berasal dari simbol mata Horus, dewa elang bangsa Mesir. Horus selalu mengawasi setiap proses pembuatan obat, sebagai simbol bahwa profesi farmasis selalu mendapat pengawasan dari Tuhan sehingga setiap pelaku profesi ini harus selalu bekerja dengan baik, cermat dan jujur karena Tuhan selalu melihat dan mengawasi mereka.

Horus ditugaskan oleh Isis, ibunya sebagai penjaga balai pengobatan (house of medicine) para dewa. Sedangkan tugas menjaga bejana pembalseman diberikan kepada dewa lain, yakni anepu (bangsa Yunani menyebutnya anubis) yang mungkin dianggap sebagai farmasis para dewa selain sebagai dewa kematian.

5 Farmasi Jaman Yunani Kuno
Pada milenium berikutnya, akar dari profesi kesehatan di dunia Barat muncul dan berkembang dari peradaban bangsa Yunani di kepulauan dan laut Aegea. Bangsa Yunani mendapatkan berbagai stimuli dan pengaruh dari luar yakni dari Mesopotamia dan Mesir, walaupun jika dibandingkan terdapat perbedaan yang sangat besar antara obat dan bentuk pengobatan yang digunakan.

Mitologi Yunani
Dalam mitologi Yunani yang dikenal sebagai dewa pengobatan awalnya adalah Apollo, yang kemudian digantikan oleh Asklepios (Aesculapius), setelah Apollo dibunuh oleh Zeus, raja para dewa. Apollo mendapatkan pengetahuan tentang obat-obatan dari Chiron, bangsa Centaur (manusia dengan dua tangan dan berbadan kuda, lambang bintang Sagitarius). Dalam melakukan tugasnya, Asklepios dibantu oleh dua orang putrinya yakni Hygea dan Panacea. Pada masa itu didirikan balai pengobatan atau Sanctuary untuk memuja Asklepios dan kedua putrinya. Mereka yang telah lama mengalami penderitaan akibat penyakit pergi ke kuil dewa Asklepios, kemudian tidur dengan harapan akan dikunjungi oleh dewa atau putrinya Hygeia yang membawa ular dan semangkuk obat dalam mimpinya. Ular dan mangkok tersebut kemudian menjadi simbol farmasi, bahkan telah diadopsi menjadi simbol ilmu kesehatan. Tongkat Asklepios diadopsi menjadi simbol kedokteran di seluruh dunia. Selanjutnya, dikenal tumbuhan Panacea yang dianggap memiliki berbagai khasiat atau dapat menyembuhkan segala macam penyakit (obat dewa).

Filsafat Yunani dan Pengaruhnya dalam Konsep Kesehatan
Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama kali menguraikan secara sistematis fenomena di alam dan kedudukan manusia di dalamnya, yang sekarang dikenal sebagai filsafat. Istilah “philosopher” berasal dari bahasa Yunani philos (teman) dan sophia ( kebijaksanaan) yang berarti kebijaksanaan telah terdapat di dalam setiap orang yang berusaha mencarinya dan kebijaksanaan akan menjadi temannya. Sebagian besar para filsuf berusaha menjelaskan secara rasional tentang alam dan fenomena yang terjadi di dalamnya termasuk kaitannya dengan seni pengobatan. Masalah yang sering dihadapi oleh para filsuf tersebut adalah : penjelasan rasional apakah yang bisa didapatkan dari asal-usul dunia dimana manusia hidup di dalamnya dan asal-usul penyakit yang diderita oleh manusia. Yang paling menarik adalah ide tentang sesuatu yang esensial dan fundamental di mana segala sesuatu berasal daripadanya. Berikut ini disenaraikan beberapa filsuf Yunani yang ide dan pandangannya mempengaruhi konsep kesehatan dan penyakit.

Empedocles (504 SM)
Empedocles mengemukakan ide bahwa ada 4 unsur yang menjadi akar dari segala sesuatu termasuk tubuh hewan dan manusia yakni : air, udara, api dan tanah. Teori ini disebut sebagai teori 4 elemen.

Menurut Empedocles dan para pengikutnya sehat merupakan keseimbangan dari keempat elemen tersebut, sedangkan sakit disebabkan karena ketidakseimbangan keempat elemen tersebut.

Phytagoras (580-489 SM)
Phytagoras mengemukakan ide bahwa hubungan antara nada dengan lamanya suatu akor (chord) bervibrasi dapat dinyatakan dalam angka-angka tertentu. Para pengikut sekte Phytagorean (pengikut Phytagoras) menghubungkan ide Phytagoras ini dengan angka mistis 7 bangsa Babylonia-Assyria. Angka 7 (tangga nada do sampai si) dianggap penting karena menunjukkan adanya hubungan antara 7 planet sebagai simbol 7 dewa dengan 7 logam yang dikenal saat itu. Diasumsikan bahwa dewa-dewa mempengaruhi kejadian di bumi termasuk sehat, sakit dan lain sebagainya melalui planet-planet. Secara bertahap, pengaruh tersebut lebih mengacu kepada planet-planet itu sendiri, dimana posisi planet-planet tersebut berhubungan dengan pengaruhnya di bumi. Inilah awal berkembangnya ilmu astronomi dan astrologi. Dalam kefarmasian bangsa Mesopotamia awal, astrologi berpengaruh kepada kapan suatu tumbuhan (sebagai bahan obat) harus dipanen, dan bahkan kapan suatu obat harus diracik.

Hippocrates (460-370 SM)
Hippocrates adalah seorang dokter Yunani yang dihargai karena memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dia menerangkan obat secara rasional, dan menyusun sistematika pengetahuan kedokteran serta meletakkan pekerjaan kedokteran pada suatu etik yang tinggi. Pemikirannya tentang etika dan ilmu kedokteran memenuhi tulisan-tulisan ilmu kedokteran, baik yang ditulisnya sendiri maupun penerusnya. Konsep dari pandangannya disusun dalam bentuk sumpah Hippocrates, yang merupakan tata cara dan perilaku untuk profesi kedokteran. Hasil pekerjaannya termasuk uraian dari ratusan obat-obatan. Sebagai pelopor dalam ilmu kedokteran dan ajarannya yang memberikan inspirasi serta falsafahnya yang sudah maju dan merupakan bagian dari ilmu kedokteran modern, Hippocrates diberi penghargaan yang tinggi dan disebut sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran” 2.

Di dalam korpus (corpus) atau kumpulan naskah Hippocrates terdapat konsep keseimbangan 4 cairan tubuh (humor) yang menggantikan konsep 4 elemen Empedocles sebagai faktor penyebab keadaan sehat atau sakit. Di dalam konsep ini disebutkan bahwa 4 elemen dalam alam seperti : tanah, udara, air dan api pararel dengan 4 cairan tubuh yang paling berpengaruh yakni : empedu hitam (black bile), darah (blood), cairan empedu (yellow bile) dan dahak (phlegm). Keseimbangan dan distribusi keempat cairan tubuh tersebut sangat penting bagi makhluk hidup.

Pengobatan yang utama menurut kaum Hippocratean (pengikut Hippocrates) adalah digunakannya bahan-bahan yang memiliki efek purgatif (pencahar kuat), sudorifik (meningkatkan pengeluaran keringat), emetik (memuntahkan) dan enema (cairan urus-urus, umumnya disemprotkan ke dalam anus). Pada intinya bahan-bahan tersebut digunakan untuk mengobati penyakit yang dipercaya pada saat itu, disebabkan oleh kelebihan cairan tubuh. Proses penyembuhan tersebut dikenal sebagai pembersihan, pemurnian atau penyucian tubuh (body catharsis). Konsep ini merubah makna kata pharmakon sebelumnya, yang mengacu kepada jimat atau guna-guna (baik menyembuhkan atau meracuni) menjadi bahan-bahan pembersih atau penyuci tubuh (purifying remedy).

6 Farmasi Abad Pertengahan
Pada permulaan era agama Kristen terdapat beberapa nama ilmuwan Yunani dan Romawi yang memberikan berpengaruh terhadap perkembangan ilmu kedokteran. Berikut ini disenaraikan beberapa nama ilmuwan yang cukup dikenal tersebut.

Theophrastus (370-285 SM)
Penelitian besar-besaran terhadap tumbuh-tumbuhan (terutama untuk pengobatan) di dunia Barat pertama kali dilakukan oleh Theophrastus ( 370-285 sebelum Masehi), salah seorang murid Aristoteles. Dia mengumpulkan berbagai informasi dari para sarjana, bidan, pencari akar-akaran dan dokter keliling. Pengetahuannya baru bisa disamai 300 tahun kemudian oleh Dioscorides 3.

Dioscorides (Th 65 M)
Dioscorides adalah dokter Yunani yang juga sebagai ahli botani, merupakan orang pertama yang menggunakan ilmu tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Hasil karyanya de Materia Medica Libri Quinque, dianggap sebagai awal dari pengembangan botani farmasi dan dalam penyelidikan bahan obat yang diperoleh secara alami. Ilmu dalam bidang ini dikenal sebagai farmakognosi (pharmakon = obat, dan gnosis = pengetahuan). Banyak sekali obat-obatan yang ditemukannya seperti aspidium, opium, hyoscyamus dan kina masih digunakan sebagai obat sampai sekarang. Uraiannya tentang cara pengenalan dan pengumpulan hasil obat alami, cara penyimpanan yang benar dan cara mengenal pemalsuan atau pengotoran merupakan standar pada masa itu serta menjadi kebutuhan untuk pekerjaan selanjutnya dan sebagai petunjuk untuk peneliti berikutnya 2. De Materia Medica merupakan ensiklopedi obat standar selama ratusan tahun berikutnya 3.
Pliny
Pliny adalah seorang jenderal, duta dan diplomat Romawi yang memiliki hobi mengumpulkan berbagai pengetahuan ilmiah selama hidupnya. Pliny merupakan ilmuwan seangkatan dengan Dioscorides yang mempunyai minat dan sumber yang sama. Pliny menulis ensiklopedi yang diterjemahkan sebagai Natural History yang sebagian isinya menguraikan tentang obat.

Largus
Scribonius Largus adalah dokter Romawi yang menulis buku Compositiones sekitar tahun 43 M yang merupakan dispensatorium yang pertama. Di dalam naskah tersebut diuraikan berbagai simplisia (simplicia) dan campuran berbagai simplisia/obat (composita).
Galen (131-201 M)
Melalui tulisan dan ajaran Galen, seorang dokter Yunani yang berpraktek di Roma pada abad ke-2 Masehi, sistem pengobatan berdasarkan cairan tubuh mencapai kemajuan selama 1500 tahun kemudian. Galen menguraikan secara panjang lebar suatu sistem yang mengharuskan mempertahankan keseimbangan cairan di suatu individu yang sakit dengan menggunakan obat-obatan yang memiliki sifat berlawanan. Sebagai contoh, untuk mengobati radang atau inflamasi (in = di dalam dan flame = api, panas) eksternal digunakan mentimun yang bersifat dingin.
Galen telah memberikan pedoman yang bersifat rasional dan sistematis dalam memilih obat (walaupun pada saat ini dianggap salah). Menurut Galen, masing-masing keempat cairan tubuh memiliki sifat tertentu, yakni : darah bersifat lembab dan hangat, dahak (yang dianggap berasal dari otak) bersifat lembab dan dingin, empedu (yang dianggap berasal dari hati) bersifat hangat dan kering, serta empedu hitam (yang dianggap berasal dari limpa dan lambung) bersifat dingin dan kering. Selain itu, keempat cairan tubuh tersebut mempengaruhi sistem metabolisme dan temperamen seseorang, seperti melankolis atau sanguinis. Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar 5. Dengan mengaitkan antara penyakit yang diobservasi dengan ketidakseimbangan cairan tubuh tertentu, obat-obatan dapat diklasifikasikan berdasarkan efek berlawanan yang ditimbulkan terhadap suatu penyakit. Sebagai contoh, jika dianggap bagian tubuh yang sakit bersifat lebih hangat 10 satuan dan lebih kering 7 satuan dari normal, maka obat yang diberikan di permukaan tubuh harus bersifat lebih dingin 10 satuan dan lebih lembab 7 satuan dari normal. Jika bagian yang sakit letaknya lebih dalam, dibutuhkan penyesuaian dosis agar obat tidak kehilangan kekuatannya sebelum mencapai target pengobatan.

Selain itu, Galen telah mengenalkan teknik “perdarahan”, yakni mengurangi volume darah yang dianggap banyak mengandung penyakit. Teknik ini diadopsi oleh orang-orang Islam pada jaman berikutnya yang dikenal sebagai bekam atau pengobatan Nabi (prophetic medicine). Teknik ini masih dipakai dalam sistem pengobatan Unani (Unani Arabic Medicine) sampai saat ini. Galen juga menyarankan penggunaan polifarmasi (banyak obat, sekarang dikenal sebagai “Shotgun Prescription”) dengan argumen tubuh pasien akan mengeluarkan berbagai obat yang kompleks tersebut untuk menjaga keseimbangkan cairan tubuh 3. Saat ini polifarmasi dikenal sebagai pengobatan yang tidak rasional. Meski demikian, Galen telah menciptakan suatu sistem yang sempurna mengenai fisiologi, patologi dan pengobatan serta merumuskan doktrin yang diikuti selama 1500 tahun. Dia adalah pengarang yang memiliki karya paling banyak di jamannya maupun jaman lain dan telah mendapat penghargaan untuk 500 buku tentang kedokteran serta 250 buku lainnya tentang filsafat, hukum maupun tata bahasa. Karya tulisnya dalam ilmu kedokteran termasuk uraian berbagai obat-obatan yang berasal dari alam dengan formula dan cara pembuatannya. Dialah orang pertama yang memperkenalkan teknik mencampur atau melebur masing-masing bahan. Teknik ini kemudian dikenal sebagai farmasi Galenik.

Sampai dengan awal abad VI era Kristen, belum terdapat kemajuan ilmu pengetahuan yang berarti bagi peradaban manusia hingga pada abad XII dan XIII beberapa ilmuwan Islam memberikan sumbangsih yang besar terhadap perkembangan ilmu kedokteran dan kefarmasian sampai dengan era berikutnya. Ilmuwan dan filsuf Islam (Arab) tidak hanya mengadopsi ilmu pengobatan dan ilmu pengetahuan Yunani tetapi juga melengkapi, menyempurnakan dan bahkan mengoreksi naskah-naskah ilmuwan Yunani sebelumnya. Pada masa kejayaan Islam terdapat beberapa nama yang memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu kefarmasian. Berikut ini akan diuraikan beberapa ilmuwan Islam yang karya-karyanya sangat mempengaruhi perkembangan ilmu kefarmasian berikutnya.
Al-Biruni (Abad XI)
Al-Biruni telah menyusun Materia Medika yang mendeskripsikan lebih dari 1000 macam simplisia. Selain melengkapi dan memperbaiki naskah Materia Medika Dioscorides, Al-Biruni telah menambah dan menguraikan berbagai jenis simplisia yang berasal dari Timur. Pada saat itu ilmu farmasi merupakan cabang ilmu kedokteran dengan keahlian khusus, yakni pembuatan dan penyiapan obat-obatan (simplisia).
Ibnu Sina (Latin : Avicenna th 1037 M)
Ibnu Sina telah menyusun buku yang berjudul Qonun fi Al-Tibh yang dikenal di dunia Barat sebagai Canon Medicine. Buku tersebut menguraikan 760 jenis obat secara komprehensif. Salah satu jenis obat yang diuraikan adalah obat jantung, yang saat itu belum banyak dibahas ilmuwan lain. Ibnu Sina merupakan Bapak Kedokteran Islam yang dihormati baik di dunia Timur dan Barat, seperti halnya ilmuwan Islam lainnya yang memberikan pengaruh ilmu kedokteran selama beberapa abad lamanya.

Praktek Kefarmasian
Pada jaman berikutnya Islam menjadi pusat ilmu pengetahuan pada umumnya dan menjadi pusat ilmu kedokteran dan kefarmasian pada khususnya yang terletak di kota Baghdad, Iraq. Pada saat itu Baghdad merupakan kota metropolis yang menjadi pusat perdagangan dan ilmu pengetahuan. Toko-toko obat, rempah-rempah dan parfum banyak bermunculan di jantung kota, demikian juga praktek-praktek dengan spesialisasi tertentu juga banyak bermunculan seperti halnya rhizotomii (pengumpul dan ahli rimpang atau jahe-jahean), seplasiarii (ahli parfum atau wangi-wangian) dan unguentarii (ahli salep) pada jaman Yunani kuno. Pada saat itu dikenal istilah Al-Attar, yakni orang yang ahli dalam rempah-rempah dan wangi-wangian. Di antara berbagai praktisi tersebut dikenal praktisi pengobatan yang terdidik yang disebut Sayadilah. Sayadilah mendapatkan ijin praktek khusus obat-obatan dari Muhtasib (penguasa setempat). Mereka memiliki toko untuk menjual simplisia obat (Apotek), kebun Materia Medika sebagai bahan baku simplisia obat serta laboratorium untuk meracik sediaan obat seperti halnya pil, plester atau sediaan galenika. Pada saat itu ilmu kefarmasian merupakan seni mengetahui Materia Medika dalam berbagai jenis dan bentuk. Sayadilah merupakan cikal bakal profesi farmasis (Apoteker) saat ini.

DAFTAR PUSTAKA :
1. Suriasumantri, J.S., 2002, Filsafat Ilmu-Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, hal. 19-253.
2. Miller, G., 2004. History of Pharmacy-A Look Back at The Past and A Vision For The Future, Pharmaceutical Society of Australia’s Home Page.
3. Sonnedecker, G. (rev.), 1976, Kremer and Urdang’s History of Pharmacy, Fourth edition, Philadelphia-Toronto, J.B. Lippincot Company.
4. Higby, G.J., 2000, Evolution of Pharmacy, in : Gennaro, A.R. (Eds.). Remington : The Science and Practice of Pharmacy, 20th ed, Baltimore-Philadelphia, Lippincot Williams & Wilkins., p. 7-10.
5. Bender, G.A., 1965. A History of Pharmacy in Pictures, Parke & Davis Company.
6. Nanizar, Z.J., 2001. Ars Prescribendi-Resep yang Rasional, Surabaya : Airlangga University Press.

Farmasetika Dasar

FARMASETIKA DASAR


Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat.
Penyediaan obat-obatan disini mengandung arti pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan pembakuan dari bahan obat-obatan. Berdasarkan ruang lingkupnya, dunia farmasi memiliki cakupan yang sangat luas, oleh karena itu ilmu resep tidak dapat berdiri sendiri dari cabang ilmu yang lain, seperti fisika, kimia, biologi, dan farmakologi.

Pada waktu seseorang mulai terjun masuk ke dalam pendidikan kefarmasian, berarti dia mulai mempersiapkan dirinya untuk melayani masyarakat dalam hal :
1.Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan bermutu.
2.Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang beredar di masyarakat.
3.Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan pengembangan obat-obatan.

Sejarah Kefarmasian
Ilmu resep telah ada semenjak timbulnya penyakit. Dengan adanya manusia di dunia ini mulai timbul peradapan dan mulai terjadinya penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untukmelakukan usaha pencegahan terhadap penyakit. Orang-orang yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan kedokteran :
Hipocrates (460 – 370), memperkenalkan dunia farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Disebut sebagai Bapak Ilmu Kedokteran.
Dioscorides, orang pertama yang menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan, karyanya “De Materia Medika”.
Galen (130 – 200 SM) memperkenalkan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan sediaan farmasi yang disebut Farmasi Galenik.
Philipus Aureulus Theopratus Bombatus van Holhenheim (1493 – 1541 SM) disebut Paracelsus, mempengaruhi perubahan farmasi , menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,maka ilmu farmasi pun mengalami perkembangan hingga terpecah menjadi ilmu yang lebih khusus, tetapi saling berkaitan,misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika, dan kimia farmasi.

Sebagai buku panduan bagi farmasis, setiap negara memiliki buku farmakope yang memuat persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
Farmakope Indonesia milik negara Indonesia
United State Pharmakope (USP) milik Amerika
British Pharmakope (BP) milik Inggris
Nederlands Pharmakope milik Belanda
Farmakope Internasional milik WHO

Di Indonesia sebelum mempunyai farmakope, yang berlaku adalah Farmakope Belanda Baru pada tahun 1962 pemerintah RI menerbitkan Farmakope Indonesia edisi I.


Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan :
Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit 20 Mei 1962
Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit 20 Mei 1965
Formularium Indonesia (FOI) terbit 20 Mei 1966
Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972
Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974
Formularium Nasional terbit 12 November 1978
Farmakope Indonesia edisi III terbit 9 Oktober 1979
Farmakope Indonesia edisi IV terbit 5 Desember 1995

Farmakope
Farmakope merupakan buku yang memuat persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
Judul tersebut dapat disingkat menjadi FI. Jika tidak ada keterangan lain, selama periode berlakunya maka yang dimaksudkan adalah FI IV dan semua suplemennya.

Bahan dan Proses
Sediaan resmi dibuat dari bahan-bahan yang memenuhi persyaratan dalam monografi Famakope untuk masing-masing bahan yang bersangkutan, yang monografinya tersedia dalam Farmakope.
Bahan resmi harus dibuat sesuai denganprinsip-prinsip cara pembuatan yang baik dan dari bahan yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, untuk menjamin agar bahan yang dihasilkan memenuhi semua persayaratan yang tertera pada monografi Farmakope.
Apabila mongrafi suatu bahan sediaan memerlukan bahan yang jumlahnya dinyatakan sebagai zat yang telah dikeringkan, bahan terseut tidak perlu dikeringkan terlebih dahulu sebelum diunakan, asalkan adanya air atau bahan yang mudah menguap diperkenankan dalam jumlah yang ditetapkan.

Bahan Tambahan
Bahan resmi yang dibedakan dari sediaan resmi, tidak boleh mengandung bahan yang ditambahkan, kecuali secara khusus diperkenankan dalam monografi.
Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau ketentuan umum, bahan-bahan yang diperlukan seperti bahan dasar, penyalut, pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, dan pembawa dapat ditambahkan ke dalam sediaan resmi untuk meningkatkan stabilitas, manfaat atau penampilan maupun untuk memudahkan pembuatan.

Bahan tambahan yang dianggap tidak sesuai dan dilarang digunakan, kecuali :
a.bahan tersebut tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan.
b.Tidak melebihi jumlah minimal yang diperlukan untuk memberikan efek yang diharapkan.
c.Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi
d.Tidak menganggu dalam pengujian dan penetapan kadar.

Tangas Uap
Jika dinyatakan penggunaan tangas uap, yang dimaksud adalah tangas dengan uap panas mengalir. Dapat juga pemans lain yang dapat diatur, hingga suhunya sama dengan uap panas mengalir.

Tangas Air
Jika dinyatakan penggunaan tangas air, tanpa menyebutkan suhu tertentu yang dimaksudkan adalah tangas air yang mendidih kuat.

Larutan
Pernyataan (1 dalam 10 ) mempunyai arti 1 bagian volume cairan atau 1 bagian bobot zat padat diencerkan dengan atau dilarutkan dalam pengencer atau pelarut secukupnya hingga volume akhir 10 bagian volume.

Kelarutan
Kelarutan zat yang tercantum dalam farmakope dinyatakan dengan istilah sebagai berikut :


Suhu Penyimpanan
Dingin : suhu tidak lebih dari 8oC; lemari pendingin memiliki suhu 2C dan 8C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu - 20C dan - 10C
Sejuk :suhu antara 8C dan 15C
Suhu kamar : suhu pada ruang kerja. Suhu kamar erkendali adalah suhu yang diatur antara 15C dan 30C
Hangat : suhu antara 30C dan 40C
Panas berlebih : suhu diatas 40C

Persen
Persen bobot per bobot (b/b), menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran
Persen bobot per volume (b/v), menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan
Persen volume per volume (v/v), menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan

Daluarsa
Waktu yang menunjukkan batas terakhir obat masih memenuhi syarat baku. Daluarsa dinyatakan dalam bulan dan tahun, harus ercantum dalam etiket.

Obat adalah suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.

http://evebutik.blogspot.com/2010/10/farmasetika-dasar.html

Biologi Sel

Biologi Sel

Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Sel sendiri adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup
Teori-teori tentang sel
- Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil pengamatannya ditemukan rongga-rongga yang disebut sel (cellula)
- Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi)
- Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut “Sarcode”
- Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma
- Matthias Schleiden (ahli botani) dan Theodore Schwann (ahli zoologi) tahun 1838 menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan. Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel . konsep yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan satuan structural makhluk hidup.
- Robert Brown (Scotlandia, 1831) menemukan benda kecil yang melayang-layang pada protoplasma yaitu inti (nucleus)
- Max Shultze (1825-1874) ahli anatomi menyatakan sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup
- Rudolf Virchow (1858) menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel sebelumnya (omnis celulla ex celulla)
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Inti
a. sel prokarion, sel yang intinya tidak memiliki membran, materi inti tersebar dalam sitoplasma (sel yang memiliki satu system membran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah bakteri dan alga biru
b. sel eukarion, sel yang intinya memiliki membran. Materi inti dibatasi oleh satu system membran terpisah dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini adalah semua makhluk hidup kecuali bakteri dan alga biru
Struktur sel prokariotik lebih sederhana dibandingkan struktur sel eukariotik. Akan tetapi, sel prokariotik mempunyai ribosom (tempat protein dibentuk) yang sangat banyak. Sel prokariotik dan sel eukariotik memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut :
Sel Prokariotik
- Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran inti sel yang dinamakan nucleoid
- Organel-organelnya tidak dibatasi membran
- Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan
- Diameter sel antara 1-10mm
- Mengandung 4 subunit RNA polymerase
- Susunan kromosomnya sirkuler
Sel Eukariotik
- Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan nucleus
- Organel-organelnya dibatasi membran
- Membran selnya tersusun atas fosfolipid
- Diameter selnya antara 10-100mm
- Mengandungbanyak subunit RNA polymerase
- Susunan kromosomnya linier
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Kromosom dan Fungsinya
a. Sel Somatis, sel yang menyusun tubuh dan bersifat diploid
b. Sel Germinal. sel kelamin yang berfungsi untuk reproduksi dan bersifat haploid

Tugas Individu

Pengartian Komputer
 
1. Pengertian Komputer Menurut buku Computer Annual (Robert H. Blissmer) :
 
Pengertian Komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas sebagai berikut :
Menerima input atau masukan
Memproses input tersebut sesuai dengan programnya
Menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan
Menyediakan output atau keluaran dalam bentuk informasi

2. Pengertian Komputer Menurut buku Computer Today (Donlad H. Sanders) :
Pengertian Komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta  akuran yang telah dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data input atau masukan, kemudian memprosesnya dan menghasilkan output dibawah pengawasan suatu langkah-langkah, instruksi-instruksi program yang tersimpan di memori (stored program).

3. Pengertian Komputer Menurut Vc.Hamacher ZG
Pengertian Komputer adalah merupakan mesin penghitung elektronik yang bisa dengan cepat menerima informasi input digital, memproses sesuai dengan suatu program yang tersimpan di memory dan menghasilkan output informasi.

4. Pengertian Komputer Menurut Williah  M Fuori
Pengertian komputer adalah merupakan suatu proses data yang bisa melakukan perhitungan yang besar dan cepat termasuk perhitungan aritmatika yang besar atau operasi logika tanpa campur tangan dari manusia selama pemrosesan.

5. Pengertian Komputer menurut Gordon B.Davis
Pengertian komputer merupakan tipe khusus alat perhitungan yang mempunyai sifat tertentu yang pasti.


 6. Pengertian Komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input secara digital, lalu memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan didalam memorinya, dan kemudian menghasilkan output atau keluaran berupa informasi (McGraw-Hill, 2001).



Pengertian Teknologi Informasi

1. Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar (kamus Oxford, 1995)  


2. Teknologi Informasi  adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi (Haag & Keen, 1996)  


3. Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (software & hardware) yang digunakan untuk memproses atau menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Martin, 1999)  

 
4. Teknologi Informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis (Lucas, 2000)



5. Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video (William & Sawyer, 2003)